Beberap kisah tentang sebuah
pengalaman di goa tengkorak
(TRUE STORY).
Diwilayah Kabupaten Paser ada beberapa goa-goa yang berisi
beberapa tulang belulang manusia yang pada zaman dahulunya merupakan wadah
tempat penguburan para pendahulu. Dilain cerita juga ada goa-goa yang berisi
oleh tengkorak kepala manusia hasil ngayau dizaman bala. Biasanya goa tengkorak
korban ngayau didalamnya hanya terdapat tengkorak kepala saja tanpa adanya
tulang-belulang anggota tubuh yang lainnya.
Saat ini beberapa goa yang berisi tengkorak manusia di
wilayah Suku Paser memang masih banyak yang tidak terpublikasi kepada
masyarakat umum, hanya ada beberapa goa yang sudah mendapat perhatian dari
pemerintah daerah, seperti Goa tengkorak di Desa Kesunge Batu Kecamatan
Batu Sopang. Artikel mengenai
goa tersebut pun sudah banyak bertebaran di internet.
Tulang Belulang yang terdapat di Goa
Tengkorak Desa Kesunge, kec Batu Sopang via safetykarunia.blogspot.com
Pada kesempatan ini saya akan sedikit bercerita beberapa pengalaman seseorang yang benar-benar terjadi dibeberapa tempat goa yang
berisi tengkorak manusia tersebut. Pengalaman pertama tersebut adalah yang pernah dialami beberapa kru anggota survey
sebuah perusahaan swasta yang bergerak dibidang kehutanan/ kayu hasil hutan.
Tempat kejadian dan si Pelaku sengaja saya samarkan untuk melindungi privasi
sesorang. Saat perusahaan itu masih aktif beroperasi di hutan kabupaten Paser,
ada kalanya sewaktu-waktu pihak perusahaan akan melakukan aktivitas survey
kedalam hutan dengan merekrut beberapa anggota dari masyarakat setempat.
Kegiatan survey ini tentunya seperti kegiatan berpetualang didalam hutan Paser
yang masih alami. Dan sudah barang tentunya banyak pengalaman-pengalaman yang
didapat dari kegiatan tersebut. Dalam perjalanan mereka terkadang menjumpai
Blontang dan beberapa goa didalam hutan lebat. Dari banyaknya anggota sudah
tentulah setiap kepala memiliki sifat yang berbeda-beda pula. Ada yang
biasa-biasanya dan serius dengan pekerjaan namun ada pula yang memiliki sifat
yang usil dan suka bercanda kepada kawan yang lainnya.
Suatu ketika, tibalah rombongan anggota survey disebuah
daerah dan mendirikan kem ditempat tersebut. Tak jauh dari kem tersebut
terdapat sebuah goa yang ternyata didalamnya ada tengkorak kepala manusianya.
Tak pelak hal itu membuat ide usil yang muncul dari salah satu anggota tim
survey. Saat mereka mendatangi goa tersebut, dengan sengaja mereka mengoles cat
merah pada salah satu tengkorak tersebut. Cat berwarna merah itu sendiri adalah
cat yang biasa digunakan para anggota survey dalam menandai lokasi.
Setelah bersenang-senang di Goa yang tersebut kemudian
mereka pulang ke kem yang jaraknya memang tak terlalu jauh dari tempat itu.
Waktu pun bergulir meninggalkan siangnya dan mempertemukan senjanya, hingga
akhirnya malam pun tiba. Langit malam yang gelap kini berseru mengundang para
awan untuk berkumpul diarea tersebut. Dunia terlihat sangat marah dan murka
saat itu. Angin kencang disertai hujan yang bisa disebut “Berubu” oleh orang
Paser melanda kem mereka. Entah bagaimana prosesnya, konon kabarnya si pelaku
yang usil mengecat-ngecat goa itu mendapat pesan melalui mimpi yang penuh amarah malam itu agar segera membersihkan apa yang telah ia perbuat.
Kesokan harinya dengan segera si usil yang berjiwa kreatif itu pergi ke goa
tersebut untuk membersihkan cat-cat merah itu menggunakan minyak. Masih
beruntung mereka hanya mendapat teguran dan tak sampai ada yang celaka di
tempat itu, pada akhirnya mereka masih bisa kembali pulang dari dalam hutan
dengan selamat.
........................................................................****.................................................................
Kisah kedua adalah tentang Goa yang berisi tengkorak
kepala manusia yang berada di daerah sindet, desa Lembok kecamatan Long ikis.
Saat sebelum masuknya
era perkebunan kelapa sawit, di daerah ini
masih merupakan kawasan hutan yang lebat. Sehingga saat ingin membuka hutan untuk menjadi kebun kelapa sawit, konsekuensinya pohon-pohon pun
harus ditebang. Pada
proses pembersihan hutan dari pohon-pohon besar dan semak belukar, banyak warga
lokal yang diperkerjakan oleh pihak-pihak tertentu saat itu. Warga lokal
menerima pekerjaan tersebut karena memang dipengaruhi faktor ekonomi yang pada
saat itu kesulitan untuk mencari suatu pekerjaan dan penghasilan. Bagi mereka
yang punya keahlian dalam menebang pohon bekerja menjadi penebang pohon untuk
pembukaan lahan tersebut. Sebagian dari mereka punya keahlian dan pengetahuan
tentang gergaji mesin atau bahasa lokalnya sensow yang diadobsi dari kata
chainsaw adalah dari beberapa perusahaan kayu yang lebih dahulu mereka kenal
sebelum perkebunan sawit datang.
Tibalah waktu untuk bekerja. Pada awalnya para pekerja tidak ada mendapat
masalah dalam menebang pohon diareal perkebunan tersebut. Selang beberapa hari
kemudian barulah para pekerja menjumpai hutan kecil yang memiliki kontur
berbatu dan liang yang berisi tengkorak kepala manusianya. Ada rasa was-was
memang sebenarnya dirasakan oleh para pekerja untuk membersihkan tempat
tersebut, namun karena berada dalam lahan perkebunan da si pemilik lahan ingin
semuanya dibersihkan akhirnya para pekerja mulai membersihkan pepohonan dan
semak belukar yang ada di sekitaran liang-liang tersebut. Pembersihan lahan itu
memang belum masuk daerah liang tersebut dan masih beberapa meter dari liang
utamanya. Para pekerja pun tak mengalami hambatan dalam membersihkan tempat
tersebut. Pohon-pohon dan semak belukar berhasil disingkirkan dan para pekerja
bisa pulang kerumah dengan kondisi baik seperti biasanya. Namun kondisi baik
dan normal itu terusik pada salah satu pekerja pada malam harinya. Pekerja itu
bermimpi didatangi oleh sosok lelaki yang kemudian berkata “Ise moko ikam
ngenjaras eka penyekulo la natar kain ndo?”
Jika diartikan dalam bahasa
Indonesia sebagai berikut “Mengapa kalian memotong/menebas habis tanaman di
halaman kami ini?”……
Tak ada tanggapan dan jawaban dari
pekerja itu, ia hanya tertegun sejenak dan berpikir mengapa ia mendapat mimpi
seperti itu.
Pada pagi harinya ia kemudian
kembali berangkat bekerja dengan masih penuh tanda Tanya dalam hatinya tentang
mimpinya semalam. Sesampai ditempat kerja ia pun bergabung dengan yang lainnya
dan menlanjutkan pekerjaan mereka untuk membersihkan pepohonan di seputaran
liang.
ilustrasi penebangan sebuah pohon via www.anneahira.com
Deru suara
mesin gergaji saling bersautan memecahkan keheningan alam hutan didaerah
tersebut. Kegiatan pembersihan lahan tersebut kini tersisa pada area liang itu
saja. Pada saat pemebersihan mendekati liang tersebut ada satu kejadian yang
menimpa salah satu pekerjanya, salah satu pohon yang tumbang hampir saja
mengenai pekerja tersebut. Beruntung pekerja itu sempat berlari dan melindungi
diri masuk dicelah liang yang ada ditempat itu sehingga masih terselamatkan.
Semua prosedur keselamatan dalam penebangan sudah dilakukan oleh para pekerja
tersebut namun suatu kecelakaan kerja mungkin saja dapat terjadi kapan saja dan
dimana saja dan dikarenakan dari berbagai faktor juga tentunya. Lepas dari
kejadian tersebut, para pekerja kemudian mencoba ingin menebang salah satu
pohon besar yang ada di area liang. Namun entah apa yang sedang terjadi
tiba-tiba saja sensow atau gergaji mesin yang mereka pakai menjadi rewel dan
tidak mau hidup sama sekali. Kemudian mereka mencoba memperbaiki gergaji mesin
tersebut dibawah yang tempatnya tidak di area lian itu lagi. Setelah diperiksa
dan diperbaiki kemungkinan ada kerusakan kecil yang menyebabkan gergaji mesin
itu tak mau hidup, akhirnya pekerja itu kembali mencoba menghidupkannya. Dan
sensow itu pun hidup dan menderu-deru sehat. Akhirnya sensow itu dipikul dengan
kondisi mati menuju area liang untuk bersiap menebang pohon besar tadi.
Sesampai di pohon tersebut, sensow kembali dihidupkan dan ……………… dan terulang
kembali. Sensow tak lagi mau hidup seperti pada awal tadi. Tak henti-hentinya
pekerja itu mencoba menghidupkannya namun tak membuahkan hasil sama sekali.
Akhirnya sensow itu dipikul kambali kebawah dan mereka beristirahat.
Sambil
beristirahat para pekerja kemudian terlihat berbincang-bincang menanggapi
fenomena tersebut, mereka pun berusaha mencari cara agar bisa menebang pohon
besar di liang tersebut. Mereka kembali menhidupkan sensow itu ditempat mereka
beristirahat dan sensow itu hidup normal. Dan kemudian kemabali mereka mencoba
menghidupkan sensow itu didekat pohon tersebut, namun hasilnya tetap saja
gergaji mesin itu mau hidup. Akhirnya muncul ide dari salah satu pekerja yang
mengusulkan agar sensow itu dihidupkan dibawah lalu dipikul dalam keadaan hidup
menuju pohon tersebut.
“Waahhh… ide
yang bagus”kata pekerja yang lain.
Akhirnya mereka
mencoba ide tersebut. Seorang pekerja menghidupkan sensow itu dibawah tempat
mereka berisitirahat tadi dan sensow hidup dengan sempurna. Lalu pekerja itu
membawa benda tersebut dalam keadaan hidup menuju pohon yang ada di area liang
itu. Ketika pekerja itu sedang menaiki beberapa bebatuan yang menandakan ia
sudah dekat dengan pohon itu, tiba-tiba saja sensow yang dibawanya dalam
keadaan hidup dari bawah tadi menjadi mati lagi. Hal ini kemudian terus terjadi
saat mereka mencoba ide dari pekerja tadi, namun tak ada satu pun sensow mereka
yang bisa hidup ketika memasuki area liang itu. Akhirnya mereka menyudahi
kegiatan mereka pada hari itu dengan menyerah dan semoga esok hari mereka
kembali menemukan cara lain agar bisa menumbangkan pohon tersebut. Para pekerja
pun kembali pulang dan bertemu sanak keluarga mereka dirumah.
Malam datang padamkan semua bara kelelahan selepas siangnya bergelut dengan
aktivitas yang sangat menguras tenaga dan pikiran. Tak terkecuali dengan
seorang pekerja yang pada malam sebelumnya dimimpikan bertemu seseorang itu. Bisa
merebahkan kembali tubuh yang lelah dimalam ini dan bertemu orang-orang yang
dicinta dirumah merupakan anugrah yang tak ternilai baginya. Hingga suasana
malam yang terus bergulir akhirnya memberatkan kelopak matanya untuk terlelap
dan meluluhkan semua sendi-sendi dan otot-ototnya yag seharian telah bekerja
keras.
Terlelap dalam
kondisi tubuh yang letih, pekerja itukemudian kembali bermimpi didatangi sosok
laki-laki yang sama seperti pada mimpi dimalam sebelumnya. Kali ini laki-laki
itu datang dengan wajah yang agak kesal dan menghampiri pekerja itu.
“Iko endo aso
ulun mendo se itanku, ise moko ketine nau gawi kam ? pre ikam eka ngenjaras eka
penyekulo la natar kain, endo nua ikam kakan notok ori louq kain…!!”kata lelaki
itu.
~Yang artinya
*(“kamu ini masih orang sini juga kulihat, mengapa demikian kerjaan kalian,
kemarin kalian habis memotong/menebas taaman dihalaman kami, ini lagi kalian
mau memotong tiang rumah kami”)
“Boo…,
sabi-sabi tindu maaf beta-beta kain ndo, kain ndo belo keo pan upaya low. Koe kain
ndo suma senuyu koe bos kain. Ena keo kakan ise masam ganggu ka po bos kain
ene”Jawab pekerja itu dalam mimpinya.
~yang artinya
*(“Boo…, permisi betul-betul minta maaf kami ini, kami memang tidak ada
kewenangan/kekuatan juga. Karena kami ini hanya suruhan dari bos kami. Jika ada
keinginan apa-apa ganggu saja bos kami itu”)
Perkerja itu
kemudian terbagun dari tidurnya. Terhenyak sejenak sembari berpikir mengapa
mimpi itu berlanjut dari malam sebelumnya.
“Jangan-jangan
ini memang teguran karena ingin menebang pohon kemarin”Kata pekerja itu.
Pada hari itu
juga pekerja itu kembali berangkat bekerja dan langsung menceritakan tentang
mimpinya dua malam berturut-turut itu pada kawan yang lain. Kawan-kawan pekerja
itu pun mendaengarkan dengan seksama dan akhirnya mereka menyimpulkan bahwa
mereka memang tidak boleh melakukan aktivitas lebih lanjut di area liang
tersebut. Mereka kemudian membiarkan area liang itu asri dengan berbagai
tumbuhan dan pepohonan. Semenjak saat itu kisah terus diceritakan dari generasi
ke generasi selanjutnya agar tak merusak tempat itu dengan alasan apapun.
Karena pada saat wilayah itu telah dikepung perkebunan kelapa sawit, ada
beberapa orang dari daerah trans yang pada saat itu sampai ditempat tersebut.
Mereka berencana mengambil tengkorak kepala yang ada didalam liang tersebut
untuk dibawa pulang, beruntung pada saat itu juga ada yang yang mengingatkan
pada mereka.
“Jangan kalian
mencoba-coba melakukan hal itu jika tak ingin melihat tempat kalian hancur”
Akhirnya
orang-orang dari trans itu mengurungkan niat mereka untuk membawa tengkorak
kepala itu.
Dari kisah
tersebut jangan juga kita langsung berpikiran atau mengatakan sesuatu hal yang
bisa menyakiti perasaan mereka yang menyakini akan sesuatu hal yang bagi
sebagian orang berpikir tidak masuk akal, syirik, atau lain sebagainya. Setiap
individu pastinya berhak atas keyakinannya sendiri dari hati nuraninya. Sudah
selayaknya kita menyikapinya dengan arif dan bijaksana serta menghormati
tradisi setempat. Galilah kemungkinan nilai-nilai kebaikan dari hal-hal
tersebut bagi hidup kita.
Pada kisah
pertama dapat kita lihat pesan yang terkandung antara lain, agar kita
senantiasa tidak merusak suatu tempat yang bukan milik pribadi kita seperti
melakukan pencoretan tadi. Dewasa ini kita sering menjumpai salah kaprah dari
orang-orang yang beranggapan tempat umum atau public area adalah tempat yang
bisa kita gunakan semau kita dan sesuka hati kita tanpa memperdulikan penilaian
dari oarng lain yang juga menggunakan tempat tersebut. Seperti contoh ditempat-tempat
wisata misalnya, terkadang banyak coretan-coretan tangan dari orang-orang yang
tak bertanggung jawab yang kemudian menciptakan kesan buruk, jorok, dan tak
lagi indah dipandang. Entah apa motivasi dari para pencoret itu, mungkin adanya
keinginan menunjukkan bahwa ia kreatif atau hal lainnya.
Menurutku
tempat umum adalah tempat dimana kita bisa menikmati segala akses tempat
tersebut dengan tetap menghormati hak-hak orang lain yang juga datang ketempat tersebut.
Dengan demikian kita tidak boleh semena-mena memonopoli penuh tempat itu dengan
sesuka hati kita, tentunya orang lain juga ingin menikmati tempat tersebut
dengan cara masing-masing. Jika punya jiwa kreatif yang menggebu-gebu dan
terasa ingin meledak serta tumpah ruah meluber kemana-mana, bisa disalurkan
pada tempat yang benar. Tempat yang memang diperuntukkan mengembangkan
jiwa-jiwa kreatif itu. Jika kita suka mencoret mungkin dimasa depan kita bisa
jadi ahli desain, pelukis, grafitty, dan lainya. Jika suka menulis kata-kata,
jika terus dilatih dan pembelajaran yang baik tak menutup kemungkinan dimasa
depan bisa jadi seorang penulis. Jiwa kreatif itu sesungguhnya seperti benih
tanaman, jika kita berhasil menanamnya ditempat yang benar dan selalu memperhatikannya
dengan perhatian yang serius pastinya benih itu akan tumbuh menjadi pohon yang
besar dan berbuah yang baik dan tentunya rasa buahnya manis dan nikmat.
Sebaliknya jika benih itu ditanam ditempat yang salah dan tak diperlakukan
dengan benar, maka kesia-siaan akan menghampiri.
Pada kisah
kedua pesan yang terkandung pun tak kalah menariknya. Selain jangan melakukan
pengerusakan disuatu tempat, ada juga pesan dari kepercayaan suatu
adat-istiadat kebudayaan setempat yang tidak bisa kita singkirkan begitu saja.
Di zaman serba modern saat ini sebagian orang banyak yang tak lagi punya
sopan-santun dan rasa hormat terhadap kearifan lokal suatu daerah. Apalagi jika
menyangkut obsesi untuk meraup suatu keuntungan financial pribadi maupun
kelompok. Jangankan manusianya, mahluk goib pun seakan dipaksa pergi menjauh.
Adat istiadat dan tradisi masyarakat setempat ditabrak, digusur diratakan
dengan bumi.
Dengan alasan
pembangunan, biasanya mereka akan mengatakan masyarakat yang masih memengang
adat dan tradisi tersebut sebagai primitif. Mempercayai ada penunggu yang
mendiami suatu pohon atau tempat kadang menghalangi tujuan mereka. Dan tak
jarang pula nilai-nilai kepercayaan di masyarakat itu kemudian mereka musnahkan
demi tercapainya tujuan mereka. Mempercayai hal tersebut mungkin hanya
membuat sebagian orang "geleng-geleng kepala" saja, tapi bagaimana
jika kepercayaan itu bisa menyelamatkan bentuk kehidupan dari sebuah pohon atau
suatu tempat itu dari kehancuran ?.
Banyak mereka yang memberi kemajuan tanah ini dengan pembangunan, namun jika membangunnya dengan bahan dari puing-puing kehancuran tradisi adat budaya setempat, itu tak ada bedanya dengan sebuah penjajahan.
*Semoga
artikel ini dapat menambah wawasan Anda. Oleh Admin, Sobat diperbolehkan mengcopy
paste / menyebar-luaskan artikel ini, namun Anda harus menyertakan link hidup
dari artikel ini sebagai sumbernya. Mohon kerjasamanya dalam sedikit menghargai
hasil karya dari Penulis.
~Tabe.....................................................................
Buen endo, tapi keo typo diang cerita yo terlalu mendrama poyo te mengerti heheh
ReplyDeletehehe.. taka ada gading yang tak retak,, terima kasih rbuntung sundok kakan singgah ngembaca sio,, salam kenal deh..
DeleteTabe....