Di Kabupaten Paser, setiap kepala desanya ngak lagi panas-panasan diatas motor berpelat merah untuk melaksanakan segala aktivitasnya. Para kepala desa yang sering disebut kades ini sekarang nyaman dijok lembut sebuah mini-bus tanpa kena panas sinar matahari langsung dan aman terhindar dari air hujan saat badai tropis melanda kawasan Paser.
Keinginan Bupati Paser HM Ridwan Suwidi untuk memberikan mobil
operasional desa melalui dana APBDes mulai terealisasi pada tahun 2012. Pada tahap pertama, secara simbolis HM Ridwan Suwidi
bersama Wakil Bupati HM Mardikansyah SH MAP, Ketua DPRD H Kaharuddin SE,
dan unsur Muspida, menyerahkan 10 mobil dinas desa kepada 10 kepala
desa yang mewakili 10 kecamatan, di Gedung Awa Mangkuruku pada Jumat
(17/8/2012).
Sesuai rencana, seluruh kepala desa di Kabupaten Paser akan mendapatkan
mobil operasional jenis minibus, face to face (9 orang). Dengan harga
standart nasional (GSO) Rp 135 juta per unit. Bupati sendiri dalam kesempatan tersebut berpesan agar mobil dinas desa yang ada hendaknya bisa berguna dalam meningkatkan
keberhasilan pembangunan desa dan bermanfaat untuk meningkatkan
kesejahteraan warga desa dan memberikan pelayanan maksimal kepada rakyat.
Kini si ungu yang unyu'-unyu' ini telah melang-lang buana di wilayah paser. sangat menarik untuk dinanti, bagaimana kinerja para kades dalam membangun desanya dengan di temani di unyu'-unyu' ini. jika melintas dijalan, masyarakat pasti sudah tau "itu mobil kades". tak hanya di wilayah Paser saja, jika diluar daerah paser juga masyarakat jadi tahu bahwa itu mobil dinas kades dari kabupaten paser, karena dengan jelas terpampang tulisan nama desa, kecamatan, serta lambang kabupaten paser di mobil tersebut.
Dari sekian kelebihan yang ditawarkan dari mobil dinas tersebut, ternyata juga ada kisah pilu yang menerpa si Ungu unyu'-unyu' tersebut. seperti mobil dinas kades Modang yang dibobol pencuri dengan cara memecahkan kaca pintu bagian kanan. bukan hanya si ungu unyu'-unyu' yang jadi rusak, namun si Kades pun harus merelakan uang tunai sebesar Rp 180 jutanya raib di gondol sipencuri.
kisah pilu lainya si ungu unyu'-unyu ini pernah harus berendam ria dengan asinnya air pasang di sebuah lahan parkir pelabuhan penyebrangan di Penajam, kabupaten Penajam Paser Utara. Entah Kadesnya kemana tuh, kan kasian si ungunya yang unyu'unyu' jadi tontonan masyarakat yang lalu-lalang di pelabuhan tersebut.
Dibeberapa kesempatan siungu Unyu'-unyu' itu nampak lusuh, kotor sekali, padahal menilik dari nama desa yang terpamapang di mobil tersebut adalah merupakan desa yang tidak dikategorikan wilayah pedalaman yang berlumpur. namun berpikir positif saja, barang kali si Ungunya baru saja menjelajah wilayah warga kampungnya di pelosok.
Dilain tempat juga nampak siUngu yang unyu'-unyu' itu begitu bersih dan sangat terawat, padahal asal desanya dapat dikategorikan wilayah pelosok yang terkadang akses jalannya berlumpur, namun si Ungu yang unyu'-unyu' tetap tampil menawan.
Seiring waktu kini mobil dinas kades ini nampak sudah banyak yang nama desanya tidak diketahui lagi. bahkan ada sebagian lengkap dengan tulisan kecamatannya tak lagi nampak di tubuh ungu yang unyu'-unyu' tersebut.
Entah apa yang sedang terjadi dengan tulisan-tulisan identitas desa pada si Ungu tersebut. Ada yang berpendapat bahwa mobil dinas desa berwarna ungu dan ditulis nama desanya itu merupakan sisi negatif, dengan pertimbangannya adalah karena terlampir nama masing-masing tidak menutup kemungkinan menjadi incaran para perampok seperti kejadian yang menimpa kades Modang tadi, hal ini juga terkhususnya desa yang terisolir. ada yang berpendapat juga bahwa tulisan-tulisan tersebut sengaja di lepas agar tidak teridentifikasi saat mobil-mobil itu dipakai. Jika itu yang terjadi, pertanyaan akan muncul. Mengapa itu dilakukan, Apakah mereka tidak bangga dengan nama desa mereka terpampang dan di kenal dimanapun si Ungu itu berada ?
atau ada rasa malu dengan warna Ungunya ? apapun warna, menurut saya yang lebih terpenting adalah kegunaannya bagi masyarakat.
Bisa jadi juga tulisan-tulisan itu mungkin lepas karena kualitas stikernya memang yang buruk dan gampang terkonyak. jika memang ini yang terjadi, seharusnya bapak Bupati berinisiatif lebih kreatif lagi dengan meninggalkan cara stiker menjadi cara cat, sehingga tulisan identitas desa,kecamatan dan kabupaten tersebut kuat merekat ditubuh si Ungu Unyu-'unyu'. sudah sepatutnya nilai positifnya yang patut kita ambil dari hadirnya si Ungu yang Unyu'-unyu tersebut diantara kita. selain lebih meningkatkan pelayanan, pembangunan di masyarakat kita, si Ungu Unyu'-unyu' itu juga bisa jadi sarana promosi desa kita dimanapun si ungu berada. kita ambil contoh jika si ungu itu berjalan di pusat kota Samarinda dengan tanpa tulisan identitas tadi, maka si ungu tak ada bedanya dengan mobil-mobil yang lainnya. Berbeda jika si Ungu masih terjaga, maka setiap orang yang melihat akan mengangguk-ngangguk "oooohhh.. desa itu di Paser ya.."
Si Ungu yang Unyu'-unyu' akan berbeda, karena dengan Berbeda kita akan berubah.
Dari sekian kelebihan yang ditawarkan dari mobil dinas tersebut, ternyata juga ada kisah pilu yang menerpa si Ungu unyu'-unyu' tersebut. seperti mobil dinas kades Modang yang dibobol pencuri dengan cara memecahkan kaca pintu bagian kanan. bukan hanya si ungu unyu'-unyu' yang jadi rusak, namun si Kades pun harus merelakan uang tunai sebesar Rp 180 jutanya raib di gondol sipencuri.
kisah pilu lainya si ungu unyu'-unyu ini pernah harus berendam ria dengan asinnya air pasang di sebuah lahan parkir pelabuhan penyebrangan di Penajam, kabupaten Penajam Paser Utara. Entah Kadesnya kemana tuh, kan kasian si ungunya yang unyu'unyu' jadi tontonan masyarakat yang lalu-lalang di pelabuhan tersebut.
Dibeberapa kesempatan siungu Unyu'-unyu' itu nampak lusuh, kotor sekali, padahal menilik dari nama desa yang terpamapang di mobil tersebut adalah merupakan desa yang tidak dikategorikan wilayah pedalaman yang berlumpur. namun berpikir positif saja, barang kali si Ungunya baru saja menjelajah wilayah warga kampungnya di pelosok.
Dilain tempat juga nampak siUngu yang unyu'-unyu' itu begitu bersih dan sangat terawat, padahal asal desanya dapat dikategorikan wilayah pelosok yang terkadang akses jalannya berlumpur, namun si Ungu yang unyu'-unyu' tetap tampil menawan.
Seiring waktu kini mobil dinas kades ini nampak sudah banyak yang nama desanya tidak diketahui lagi. bahkan ada sebagian lengkap dengan tulisan kecamatannya tak lagi nampak di tubuh ungu yang unyu'-unyu' tersebut.
Entah apa yang sedang terjadi dengan tulisan-tulisan identitas desa pada si Ungu tersebut. Ada yang berpendapat bahwa mobil dinas desa berwarna ungu dan ditulis nama desanya itu merupakan sisi negatif, dengan pertimbangannya adalah karena terlampir nama masing-masing tidak menutup kemungkinan menjadi incaran para perampok seperti kejadian yang menimpa kades Modang tadi, hal ini juga terkhususnya desa yang terisolir. ada yang berpendapat juga bahwa tulisan-tulisan tersebut sengaja di lepas agar tidak teridentifikasi saat mobil-mobil itu dipakai. Jika itu yang terjadi, pertanyaan akan muncul. Mengapa itu dilakukan, Apakah mereka tidak bangga dengan nama desa mereka terpampang dan di kenal dimanapun si Ungu itu berada ?
atau ada rasa malu dengan warna Ungunya ? apapun warna, menurut saya yang lebih terpenting adalah kegunaannya bagi masyarakat.
Bisa jadi juga tulisan-tulisan itu mungkin lepas karena kualitas stikernya memang yang buruk dan gampang terkonyak. jika memang ini yang terjadi, seharusnya bapak Bupati berinisiatif lebih kreatif lagi dengan meninggalkan cara stiker menjadi cara cat, sehingga tulisan identitas desa,kecamatan dan kabupaten tersebut kuat merekat ditubuh si Ungu Unyu-'unyu'. sudah sepatutnya nilai positifnya yang patut kita ambil dari hadirnya si Ungu yang Unyu'-unyu tersebut diantara kita. selain lebih meningkatkan pelayanan, pembangunan di masyarakat kita, si Ungu Unyu'-unyu' itu juga bisa jadi sarana promosi desa kita dimanapun si ungu berada. kita ambil contoh jika si ungu itu berjalan di pusat kota Samarinda dengan tanpa tulisan identitas tadi, maka si ungu tak ada bedanya dengan mobil-mobil yang lainnya. Berbeda jika si Ungu masih terjaga, maka setiap orang yang melihat akan mengangguk-ngangguk "oooohhh.. desa itu di Paser ya.."
Si Ungu yang Unyu'-unyu' akan berbeda, karena dengan Berbeda kita akan berubah.
*)Referensi ; http://humaspro.com/, Antarakaltim.com,