Dalam kehidupan bermasyarakat kita tentu menjumpai berbagai hal yang tidak boleh dilakukan atau dalam bahasa Paser disebut "kendion". atau yang lebih sering kita dengar pada umumnya disebut dengan "Pamali".
Beberapa pantangan ini akan kita bahas dalam tulisan ini, beberapa pantangan ini sering dijumpai secara lisan dari orang tua yang kemudian turun-temurun terus menyampaiakan pantangan-pantangan tersebut pada generai-generasi berikutnya.
Tak heran jika kita berada di tengah-tengah masyarakat paser, maka kita akan menjumpai berbagai hal yang dilarang untuk dilakukan.
Tak heran jika kita berada di tengah-tengah masyarakat paser, maka kita akan menjumpai berbagai hal yang dilarang untuk dilakukan.
Pantangan itu antara lain;
1. Belo makai unan desung turui ( Tidak memakai bantal saat tidur).
"Tidak menggunakan bantal saat tidur itu akan membuat apa yang kita cita-citakan kelak tak dapat dicapai"
melihat dari apa yang menjadi konsekuensinya, yaitu cita-cita kita kelak tak tercapai, memang tidak ada sangkut pautnya sama sekali. namun dalam pelarangan ini ada nilai-nilai atau makna yang tersirat yang dapat kita ambil. Bahwa saat kita tidur itu seharusnya memang menggunakan bantal sebagai alas kepala kita, jika kita tidak menggunakan bantal maka resiko sakit akan menghampiri kita. beberapa penyakit yang dimaksud disini antara lain, sakit kepala, sakit leher, atau yang lainnya. Kepala merupakan tempat pusat saraf kita bekerja, dengan artian kita wajib mengistimewakannya saat kita berbaring. bukan tidak mungkin, jika ada hal-hal sesuatu yang buruk terjadi pada kepala kita, maka cita-cita kita juga akan menjadi sirna.
2. Kuman la bowa jawong (Makan di mulut pintu)
"Kelak akan kesusahan dalam hal melahirkan anak"
Pantangan yang satu ini memang lebih mengarah pada anak perempuan, karena anak perempuan kelak yang akan melahirkan anak. namun karena terkadang ada anak laki-laki yang sering makan pas berada di mulut pintu rumah, maka pantangan ini juga akhirnya berlaku pada anak laki-laki. Dengan alasan kelak anak laki-laki tentu mempunyai istri dan dalam hal ini tentunya tak ada suami yang ingin melihat istrinya kesusahan dalam hal melahirkan anaknya. Dalam pantangan ini sebenarnya dapat kita tarik kesimpulan bahwa tindakan makan dipintu itu adalah tindakan yang tidak baik. kita ketahui bahwa pntu adalah tempat keluar masuknya seseorang kedalam rumah, dan apabila ada seseorang anak yang sedang makan di pintu tersebut maka akses jalan untuk masuk dan keluar menjadi terhambat. hal inilah yang tidak diingini oleh para orang tua pada anak-anak mereka.
3. La Tana Desung Magrib ( masih ditanah saat waktu magrib)
" Jika masih bermain ditanah pada waktu magrib akan diculik hantu"
Pantangan yang satu ini memang diperuntukan bagi anak-anak yang masih gemar bermain. Terkadang mereka terlalu asyik bermain hingga waktu magrib tiba. biasanya ada anak-anak yang agak susah diperintahkan berhenti bermain saat waktu magrib tiba, sehingga muncul
larangan yang sedikit dibumbui dengan hal-hal mistis seperti diculik hantu tersebut. Dalam pantangan tersebut tersirat pesan agar anak-anak tak lagi bermain saat magrib tiba, karena pada saat magrib itu tiba sebaiknya anak-anak sudah mandi, melaksanakan sholat magrib, membantu orang tua di dapur, dan sebagainya.
larangan yang sedikit dibumbui dengan hal-hal mistis seperti diculik hantu tersebut. Dalam pantangan tersebut tersirat pesan agar anak-anak tak lagi bermain saat magrib tiba, karena pada saat magrib itu tiba sebaiknya anak-anak sudah mandi, melaksanakan sholat magrib, membantu orang tua di dapur, dan sebagainya.
4. Kuman lang panci, sogon ( Makan langsung di Panci atau di wajan )
"kelak akan kesulitan saat melahirkan anak dan melahirkannya secara paksa"
pantangan ini memang tidak jauh berbeda dengan "kuman la jawong (makan di pintu)" diatas. perlakuannya pun kini sama antara anak laki-laki dan perempuan. Hanya saja nilai yang tesirat dalam pantangan ini adalah agar nilai-nilai kesopanan dilakukan oleh anak-anak. Kita ketahui bersama bahwa makan dalam panci atau wajan itu tidak etis dan nampak sangat tak sopan.
5. Kuman tontot piak (Makan ujung pantat ayam)
"Jika anak-anak memakan ujung pantat ayam maka kelak anak itu akan memiliki sifat yang nakal"
Entah apa bahasa indonesianya ujung *(maaf) pantat ayam tersebut. jika dikonsumsi rasanya memang enak namun memiliki kandungan minyak atau lemak yang sangat tinggi. kemungkinan sejak dahulu para orang tua sangat tidak menganjurkan anak-anak untuk mengkonsumsi tontot itu tadi karena kandungan lemak yang sangat tinggi. kemungkinan hal itu bisa berdampak kurang baik bagi kesehatan sang anak.
6.Bias kenasan la pinggan ( Menyisakan butir nasi di piring )
"Jika selesai makan menyisakan banyak butir nasi yang belum habis di piring, kelak akan tak pernah kenyang lagi setiap kali makan"
Biasanya setelah kita makan terkadang menyisakan butir-butir nasi yang masih banyak bertebaran di piring. sisa-sisa nasi itu kadang kita buang begitu saja, hal itu sangat tidak diperbolehkan. Mengingat pernah dikisahkan sebuah cerita mengenai butir nasi sisa ini dalam cerita rakyat yang menjelaskan bahwa, butir-butir nasi tersebut menangis saat mereka dibuang begitu saja, setelah menangis tersendu-sendu kemudiah butir-butir nasi tadi menyumpah orang-orang yang tidak menghabiskan makannya itu dengan terus didera rasa lapar dikemudian hari walaupun sudah berkali-kali makan nasi. Dalam pantangan kali ini nampak jelas mengingatkan kita akan arti bersyukur dan tidak menyia-nyiakan rezeki yang diberikan. Jika tak sanggup menghabiskan nasi sepiring, maka pikir-pikir dahulu bagaimana ukuran porsi yang kita inginkan. Jangan hanya karena nafsu yang berlebihan kita melupakan rasa syukur.
7. Nembolum Pelita denia molo (Menghidupkan lampu pelita disiang hari)
"Jika menghidupkan lampu pelita disiang hari, maka sama halnya menyumpah orang tua kita cepat meninggal"
Anak-anak terkadang sering bermain api dengan menghidupkan pelita yang berbahan bakar minyak tanah. walaupun sekedar bermain-main namun permainan mereka itu sungguh berbahaya. bisa saja anggota tubuh mereka terkena api atau bencana besar seperti kebakaran rumah terjadi. belum lagi bahan bakar yang merupakan barang yang susah dicari dan mahal harganya saat dahulu kala, sudah barang tentu hal ini bisa membuat umur orang tua menjadi pendek jika terus memikirkan hal tersebut. namun disisi lain sebenarnya orang tua memang ingin melindungi putra-putri mereka dari api tersebut sehingga kata-kata ancaman berupa akan menyumpah orang tua cepat meninggal digunakan, karena anak-anak sangat merasa bersalah jika karena kelakuan mereka membuat orang tua mereka cepat meninggal. Anak-anak tak bisa membantah lagi saat mereka dikatakan demikian, karena mereka sangat sayang pada orang tua mereka.
8. Ngamu Kukang
( Memelihara Kukang)
“Jika memelihara hewan kukang, maka akan
memperlambat rezeki yang datang pada rumah yang memelihara”
Pantangan
ini memang berbau mitos, namun sebenarnya ada sebuah nilai yang tersirat dalam
pantangan ini, yakni kita tak boleh memelihara hewan yang memang seharusnya
hidup di alam. Dengan melihat gaya gerak kukang yang sangat lambat, maka
dikaitkanlah dengan lambatnya rezeki sesorang yang memelihara kukang tersebut.
9. Ngoka
Rembiran (Menertawakan Binatang Bunglon)
“Jika kita menertawakan bintang bunglon, maka
akan datang suara petir yang keras”
Pantangan
ini biasanya ditujukan pada anak-anak yang menemukan binatang bunglon saat
mereka bermain dan kemudian bunglon tersebut menjadi bahan mainan dan
ditertawakan. Sebenarnya pantangan seperti ini bukan hanya untuk hewan bunglon
saja. Binatang lainnya seperti kucing, ayam, dan lain-lain yang dihiasi
berbagai macam-macam rupa, binatang itu kemudian nampak lucu dan ditertawakan.
Pantangan ini bertujuan agar anak-anak lebih bisa menghargai binatang sebagai
mahluk yang bernyawa juga, sehingga mereka tidak semena-mena melakukan tindakan
pada binatang.
10. Turui la bowa
jawong (tidur dimulut pintu)
“Jika kita berbaring dan tidur dimulut pintu,
maka kelak akan kesulitan dalam melahirkan”
Pantangan
ini memang sama dengan “kuman la bowa jawong”. Dan perlakuannya pun sama, yakni
pada anak laki-laki dan perempuan. Namun pada pada pantangan ini lebih
dijelaskan mengapa bisa menyebabkan kesulitan dalam melahirkan, yaitu dilihat
bagaimana cara kita berbaring pada mulut pintu tersebut maka kelak bisa jadi
anak yang akan dilahirkan seperti itu pula, yaitu hanya separuh badan saja yang
bisa keluar sementara sisanya lagi masih di dalam Teeeeeeeeeeeeeeeet *(sensor).
Tujuan dari pantangan ini sebenarnya sama saja, yaitu agar kita tidak menutupi
pintu, menghalangi akses jalan seseorang untuk keluar masuk.
11. Nitik
pinggan blek ( Memukul piring kaleng)
“Jika kita memukul-mukul piring kaleng sampai
terdengar suara yang keras, maka suara tersebut akan mengundang hantu dan
binatang lipan datang”
Pantangan
ini sering diutarakan pada anak-anak yang sering memukul piringnya dengan
sendok sehingga terdengar suara yang berisik. Selain menimbulkan suara yang
berisik, sebenarnya tindakan ini dapat menyebabkan piring kaleng itu cepat
rusak atau bolong. Tujuan dari pantangan ini tidak lain adalah untuk
mengajarkan agar bisa merawat barang-barang yang sudah ada dengan tidak
merusaknya.
12. Ngelilit
anduk la biung ( Melilitkan handuk dileher)
“Jika kita melilitkan handuk dileher, maka
tali ari-ari saat melahirkan akan melilit leher si bayi”
Pantangan
ini benar-benar di khususkan bagi para
ibu-ibu yang sedang hamil. Saat hendak mandi biasanya para ibu-ibu muda sering
melilitkan handuk dileher mereka. Entah darimana sangkut pautnya, namun
dibeberapa kesempatan saat ada kabar bayi yang terlilit tali pusat/ ari-ari
dilehernya pasti si ibunya divonis selama masa kehamilannya sering melilitkan
handuk dileher. Jika tali pusat/ari-ari melilit di leher sang bayi saat
melahirkannya memang sangat berbahaya. Selain mengalami kesulitan dalam proses
kelahiran, hal itu juga bisa mengancam nyawa sang bayi tentunya.
13. Motut lak
desung kuman ( Buang angin saat makan)
“Jika kita buang angin saat makan bersama,
maka kita akan ketulahan”
Pantangan
ini ditujukan pada siapa saja yang umurnya lebih muda daripada orang-orang yang
sedang makan bersama. Sebagai contoh, sedang ada acara makan bersama (biasanya
makan lesehan/duduk dilantai) terdiri dari ayah, kakak, dan adik. Posisi kakak
dan adik ini adalah lebih muda dari ayah, dan tidak boleh buang angin saat
makan berlangsung. Posisi ayah sebagai yang tertua juga bukan berarti boleh
buang angin sesuka hati, namun sebagi ayah seharusnya sudah cukup tahu
memberikan contoh yang baik. Ketulahan itu sendiri dalam masyarakat Paser
disebut dengan “Luwonon”, konsekuensinya bisa seperti penyakit membengkaknya
buah zakar pada laki-laki, jika pada perempuan ada sebagian yang mengatakan akan ada perubahan
wujud yang lebih tua dari pada umur yang sebenarnya, namun ini bisa saja juga
terjadi pada laki-laki. Apapun itu yang jelas pantangan ini mengajarkan agar
lebih sopan dalam adab makan.
14. Nangop
Rembilat ( Menangkap kunang-kunang)
“Jika kita menangkap kunang-kunang akan
dikatakan sedang menangkap kuku mahluk mistis/hantu”
Pantangan
ini juga tak jauh berbeda dengan “Ngoka Rembiran”, yakni bertujuan agar kita
terutama anak-anak agar tak menyiksa binatang.
15. Ngias Kolo’
(Menyapu lantai nanum tak bersih)
“Jika kita menyapu lantai bekas tempat makan
namun tidak bersih, maka kelak akan mendapat jodoh yang orang yang jorok”
Pantangan
ini berlaku bagi semua orang yang belum menikah, baik anak laki-laki maupun
perempuan. Pantangan ini sebenarnya lebih pada pengajaran pentingnya kebersihan
dan dalam melakukan pekerjaan harus dengan yang sebaik-baiknya.
16. Turui nayap
(tidur sore)
“Jika kita tidur sore maka kita akan mudah
sakit”
Pantangan
tidur sore ini berlaku sejak pukul 04.00 sore hingga masuk waktu magrib. Pada
jam-jam tersebut sebenarnya memang sudah tepat untuk tidur. Ada yang
berpendapat bahwa tidur pada jam-jam tersebut mengakibatkan berkurangnya daya
ingat kita. Namun pantangan ini lebih bertujuan agar anak-anak lebih
mempersiapkan segala sesuatu hal yang menjadi rutinitas disore hari, seperti
membantu orang tua didapur,mengurus ternak, mandi, hingga bersiapan untuk
melaksanakan sholat magrib (muslim).
17. Nampa’
lengan-lengan desung magrib (Membuat suara-suara gaduh saat magrib)
“Jika kita membuat bunyi-bunyian saat magrib
tiba, maka akan diikuti suara-suara itu saat menjelang shubuh”
Pantangan
ini sebenarnya kurang lebih sama dengan “la tana desung magrib” namun dalam
pantangan ini menitikberatkan pada larangan membuat bunyi-bunyian saat waktu
magrib. Bunyi-bunyian itu bisa seperti suara gitar, memukul-mukul benda atau
yang lainnya. Secara pribadi saat saya anak-anak pernah memukul-mukul kaleng
saat magrib dan entah mengapa saat menjelang subuh suara itu terdengar jelas
denga irama yang sama, begitu pula dengan suara-suara gitar yang sering
terdengar menjelang subuh sekitar pukul 04.00 dini hari, suara dentingan gitar
itu sama seperti saat dimainkan di sore kemarinnya. Percaya atau tidak, dan
apapun yang menyebabkan semua itu yang pasti pantangan ini mengajarkan agar
tidak berisik saat magrib tiba.
18. Nyopiu desung seom malom ( Bersiul saat malam)
"Jika kita bersiul malam-malam maka akan mengundang mahluk astral datang"
Pantangan ini memang ditujukan bagi orang-orang yang suka bersiul-siul saat malam hari. Tujuan pantangan ini adalah agar tidak membuat suara-suara yang bisa mengganggu ketenangan malam, kita ketahui saat malam adalah waktu dimana orang-orang sedang beristirahat, dengan demikian suara-suara siulan itu terkadang bisa mengganggu ketenangan orang untuk beristirahat.
Masih banyak pantangan-antangan lainnya dari ang ringan hingga yang berat, seperti kata belo
sintap yang artinya tidak nyantap terhadap makanan apa lagi nasi, singkong dan
kopi, akibat yang diyakini bila tidak menyantap pasti mendapat musibah, entah musibah ringan maupun berat. musibah ini diyakini akibat dari tidak menyantap (belo sintap) tadi yang sering disebut Tapen, beberapa ada yang belum bisa
dijelaskan dengan nalar. Seperti memakan buah pisang dempet (akan mengakibatkan kembar dempet pada anak yang dilahirkan), dan sebagainya.Di lain waktu saya pasti akan melanjutkannya lagi.
*Semoga artikel ini dapat menambah wawasan Anda. Oleh Admin, Sobat diperbolehkan mengcopy paste / menyebar-luaskan artikel ini, namun Anda harus menyertakan link hidup dari artikel ini sebagai sumbernya. Mohon kerjasamanya dalam sedikit menghargai hasil kerja keras dan karya dari Penulis.
Tabe....