Mendengar kata Balikpapan, pasti sudah tergambar dalam pikiran kita bahwa itu adalah sebuah nama kota di kalimantan timur yang terkenal dengan julukan kota minyak. Komposisi penduduk Kota Balikpapan sangat heterogen meliputi hampir seluruh suku yang ada di Indonesia. Banyak yang menyangka Kota Balikpapan tidak punya suku pribumi.
Bahkan saya pribadi pernah mendengar langsung pernyataan tersebut dari salah seorang seklur (sekertaris Lurah) di wilayah Balikpapan.
"Balikpapan itu ngak ada suku pribuminya, semua masyarakat disini berasal dari PENDATANG semua" kata Seklur dengan wajah penuh yakin.
itu dapat dikatakan suatu pengetahuan salah dari seorang instansi pemerintah di tingkat kelurahan yang sewaktu-waktu dapat dengan cepat berpindah pada masyarakat luas. Melihat kemajuan yang dicapai kota Balikpapan saat ini pastilah banyak yang menganggap pernyataan tersebut diatas benar.
Mengapa....??
Faktor pertama tak lain karena Balikpapan memiliki banyak penduduk pendatang, sudah barang tentu lebih banyak yang tidak mengetahui asal usul sejarah wilayah ini, jika satu orang menyampaikan pernyataan tadi pada dua orang lainnya maka pernyataan tersebut akan terus tersampaikan terus menerus dan menjadi pengetahuan yang salah.
Kemudian saya kembali menemukan pernyataan bahwa "Balikpapan sudah tidak dihuni penduduk aslinya sejak lebih dari 100 tahun yang lalu" di
sini
Berikut screen capture-nya;
Situs Resmi
Pemerintah Kota Balikpapan dengan terang menjelaskan bahwa Penduduk asli Balikpapan sendiri adalah Pasir Balik / Paser Kuleng, walaupun disitus resmi tersebut dikatatakan yang hampir punah dan tersebar didaerah Kecamatan Balikpapan seberang(Penajam).
Mengapa dikatakan hampir punah ???
Suku Paser telah lama meninggalkan pemukiman mereka di daerah
pantai (Balikpapan dan Penajam) dan memilih untuk bermigrasi ke wilayah
pedalaman. Cara hidup Mereka masih menggantungkan hidup dari hasil berkebun dan berburu di kawasan hutan yang mendorong banyak suku Paser memilih bermigrasi.
Sebagian besar suku Paser yang masih asli memiliki sifat pemalu dan kadang selalu mengalah sesuatu hal.
Saat wilayah yang mereka tempati sebelumnya banyak mengalami perkembangan dan keadaan tersebut membuat mereka seperti tak lagi menginjak ditanah mereka sendiri, maka banyak dari mereka yang berpindah menuju daerah yang mereka anggap lebih tentram untuk mereka tinggali.
Semenjak dahulu kala, Alam adalah sahabat sekaligus teman yang paling setia menemani kehidupan suku Paser. Segala sumber penghidupan mereka dapatkan dari alam dan sebaliknya, mereka sangat menjaga kelestarian alam demi menopang kehidupan mereka, karena faktor itulah sebagian dari mereka memilih tetap hidup dekat dengan alam.
Apakah kini suku Paser benar-benar punah di kota Balikpapan??
Apakaha suku Paser tidak bisa hidup di keramaian kota ??
Apakah suku Paser tidak menerima perubahan zaman??
Jawabannya, suku Paser masih ada di kota Balikpapan, mereka bisa hidup berbaur dengan warga lainnya.
mereka bisa menerima perubahan zaman, dengan bukti, kini banyak pemuda-pemudi Suku Paser yang menuntut ilmu pendidikan hingga keluar dari pulau Kalimantan yang dicintainya, dengan harapan tak kalah dari yang lainnya dalam membangun daerahnya sendiri kelak.
Sifat pemalu, rendah diri dan kadang sering mengalah ini lah yang membuat mereka tak nampak di masyarakat heterogen Balikpapan.
Namun suku Paser tetaplah tak jauh berbeda dari Suku Dayak pada umumnya. jika pendatang datang baik-baik, maka mereka kadang tak segan meminjamkan parang (otak = dalam bahasa Paser) yang menjadi alat untuk berkebun mencari nafkah bagi mereka kepada para pendatang, jika yang terjadi sebaliknya maka Mendau (otak Bontul ) yang akan bertindak.
* Hikayat populer mengenai asal-usul nama Balikpapan.
- Suku Pasir Balik
(Suku Asli Balikpapan) adalah keturunan kakek dan nenek bernama Kayun
Kuleng dan Papan Ayun. Sehingga daerah sepanjang teluk Balikpapan oleh
keturunannya disebut Kuleng - Papan atau artinya Balikpapan (dalam
bahasa Paser, Kuleng artinya Balik).
- Dalam legenda lain juga disebutkan asal usul Balikpapan, yaitu dari
seorang putri yang dilepas oleh ayahnya seorang raja yang tidak ingin
putrinya tersebut jatuh ketangan musuh. Sang putri yang masih balita
diikat di atas beberapa keping papan dalam keadaan terbaring. Karena
terbawa arus dan diterpa gelombang, papan tersebut terbalik. Ketika
papan tersebut terdampar di tepi pantai ditemukan oleh seorang nelayan
dan begitu dibalik ternyata terdapat seorang putri yang masih dalam
keadaan terikat. Konon putri tersebut bernama Putri Petung yang berasal dari Kerajaan Paser. Sehingga daerah tempat ditemukannya putri tersebut dinamakan Balikpapan.
*)referensi; http://www.balikpapan.go.id/ , http://id.wikipedia.org
*Semoga artikel ini dapat
menambah wawasan Anda. Oleh Admin, Sobat
diperbolehkan mengcopy paste / menyebar-luaskan artikel ini, namun Anda
harus menyertakan link hidup dari artikel ini sebagai sumbernya. Mohon
kerjasamanya dalam sedikit menghargai hasil kerja keras dan karya dari
Penulis.
Tabe....