Saturday, November 7, 2015

Kelindan Pontis



Suatu pagi yang sangat cerah. Aku tengah bersiap-siap berangkat sekolah. Waktu itu Aku memang masih kelas empat sekolah dasar. Ketika hendak berangkat Aku baru teringat bahwa hari itu harus membawa benang dan jarum jahit. Setiap siswa harus membawanya untuk keperluan mata pelajaran kesenian atau muatan lokal saat itu. Karena tergesa-gesa, akhirnya Aku langsung saja membawa sebuah kempu atau wadah dari bekas minyak rambut yang biasanya menjadi tempat peralatan menjahit ine’/ibuku.
         Pagi itu Aku tiba di sekolah yang saat itu masih bernama SDN 019 Perigi Kampung Semuntai dengan selamat dan tanpa terlambat. Saat mata pelajaran muatan lokal dimulai, semua siswa mengeluarkan peralatan (benang+jarum) masing-masing. Dan sepertinya hanya saya  yang membawa peralatan paling lengkap. Dan ternyata kempu yang ku letakkan diatas meja itu membuat penasaran seorang Guru yang sedang berdiri didekat pintu kelas. Beliau kemudian menghampiri sembari memegang, membuka dan memperhatikan isi kempu yang ku bawa.
        “Ibu mu penjahit yah?” Tanya beliau.
kalau anak-anak zaman sekarang pasti jawabnya, “iya kok tahu?”. Dan kemudian berlanjut dengan percakapan gombal-gombalan itu.. -_-
     “Bukan penjahit sih Pak, tapi kadang memang sering menjahit sekedar untuk keperluan sendiri” Terangku.
Ternyata Beliau bertanya demikian karena melihat lilin yang ada didalam kempu tersebut. Beliau kemudian melanjutkan bahwa biasanya memang pernah melihat perlengkapan menjahit yang berguna untuk mengeraskan benang dan bahannya hampir seperti lilin. Namun bukan lilin seperti yang dipakai seperti sekarang.
        Dari penjelasan itu Aku menangkap kemungkinan yang dimaksud Beliau adalah “Kelindan”. Biasanya ine’/ibu ku memang selalu melengkapi isi kempu itu dengan kelindan, namun pada saat itu ternyata klindan yang dimaksud hilang entah kemana. Jadi ibuku berinisiatif mengguanakan lilin biasa, walaupun hasilnya tak sesempurna penggunaan kelindan yang asli.
Kelindan terbuat dari sarang lebah madu
        Kelindan terbuat dari sarang lebah madu yang sudah tak digunakan. Sarang madu yang sudah tak memiliki madu ini biasanya disebut dengan “Pontis” biasanya bisa dibuat lilin dan kelindan. Kelindan sangat berguna untuk mengeraskan benang agar benar tak mudah kusut. Selain itu benang yang sudah dikelindan akan mudah untuk dimasukkan kedalam lubang jarum jahit. Cara menggunakan kelindan pun sangat lah mudah. Benang yang ingin kita gunakan tinggal digesek-gesekkan ke permukaan kelindan, maka benang akan berubah menjadi keras.

Kelindan dan benang jahit

Cara menggunakan kelindan agar benang menjadi keras dan mudah untuk dimasukkan ke lubang jarum 

Benang yang belum di kelindan

Benang yang sudah di kelindan, benang menjadi sedikit kaku dan mengeras sehingga tidak mudah kusut

Kegiatan mengunakan kelindan untuk mengeraskan benang tersebut disebut dengan "ngelindan". Melihat dari kegunaannya, maka tak heran jika orang Paser selalu memiliki kelindan dalam kempu/wadah peralatan jahit menjahit mereka. 

*Semoga artikel ini dapat menambah wawasan Anda. Oleh Admin, Sobat diperbolehkan mengcopy paste / menyebar-luaskan artikel ini, namun Anda harus menyertakan link hidup dari artikel ini sebagai sumbernya. Mohon kerjasamanya dalam sedikit menghargai hasil karya dari Penulis.
Tabe....


3 comments:

  1. mak ku keo ene des ene, tp mapos aut..hehe uda ifat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bobooooohh,, moko yo kenemapos... hahaha... poyo aut tepondo meto salai wani san.

      Delete
  2. wow, baru tahu saya. ilmu jadi bertambah nih,

    ReplyDelete