Tuesday, March 18, 2014

Dempo' Duyan Khas Paser ( Lempok/Dodol Durian )

Dempo' duyan adalah penyebutan orang Paser pada panganan tradisional yang terbuat dari buah durian. Dempo' Duyan tersebut adalah salah satu cara pengawetan bahan makanan dari daging buah durian yang bisa di sebut Lempok Durian di daerah tertentu, seperti Palembang, Bengkulu dan juga di Pontianak Kalimantan Barat.


Pembuatan Dempo' duyan ini dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Paser dengan teknologi yang sangat sederhana. Dempo duyan ini bisanya dibuat dalam rangka mengatasi jumlah buah durian yang melimpah disaat musim durian tiba. uniknya musim buah durian ini bukan berasal dari kebun yang sengaja ditanam warga masyarakat melainkan durian-durian hutan yang banyak tumbuh di dalaam hutan-hutan Paser. namun tidak menutup kemungkinan juga ada durian yang berasal dari tanaman sendiri.
 Durian dari Hutan

Tradisi setiap tahun di daerah Paser adalah disaat musim buah durian tiba, berbondong-bondong orang Paser berburu buah kedalam hutan. berburu atau mencari buah ini biasanya disebut "Sebua". Tradisi ini memang sudah ada sejak dahulu kala, kehidupan orang Paser yang selalu dekat dengan alam ini membuat mereka selalu menjaga keberadaan hutan yang banyak menyimpan sumber kehidupan bagi mereka *(walau kini makin terancam oleh perkebunan sawit dan tambang). 
Saat sebua tersebut biasanya mereka menempuh jarak perjalanan yang sangat jauh, terlebih sekaran hutan semakin jauh dari pemukiman. Berjalan kaki yang jauh dan melelahkan tersebut memaksa mereka membuat bipak atau pondok didekat pohon durian yang mereka jaga. karena tidak memungkinkan untuk pulang-pergi dan faktor lain adalah pohon buah harus tetap dijaga karena intensitas buah jatuh semakin sering dan harus dikumpulkan. Pembuatan pondok atau bipak bisanya menggunakan bahan-bahan dari alam disekitarnya, namun kini sedikit lebih dimudahkan seperti pada atap yang bisa menggunakan plasti terpal yang sengaja dibawa dari rumah. penggunaan atap terpal ini dimaksud agar lebih mudah membuat pondok/bipak, selain itu daya tahannya terhadap cuaca ekstream (hujan lebat) juga dapat diandalkan.


Pada fase buah durian yang sering jatuh tersebut disebut oleh orang Paser sebagai "Desung Rnne". Pas desung rnne ini buah durian melimpah ruah, bahkan sankin melimpahnya banyak dari mereka yang Sebua menyerah membawa hasil sebua mereka. melihat hal ini kemudian muncul alternatif mengatasi masalah tersebut. salah satunya adalah dibuatnya dempo' duyan ini. 
Sejak dahulu orang paser juga mahir dalam hal penjelajah hutan. Tak berbeda dengan orang-orang dayak lain di pulau kalimantan. selain menjelajah hutan untuk sebua, orang paser juga menjelajah hutan untuk berburu, mencari rotan dan lain sebagainya.

Pada saat sebua biasanya tidak melulu berharap pada satu pohon yang berada didekat pondok mereka, melainkan tetap memperluaskan wilayah penjelajahan pohon buah yang lainnya yang tak tak jauh dari pondokan. dalm hal membawa hasil sebua biasanya orang Paser menggunakan "Brangka" yaitu sejenis ransel/Backpack yang terbuat dari anyaman sejenis rotan dan ditambah kayu pipih/papan sebagai pelindung punggung penggunanya.
Brangka Paser


Selain itu juga ada cara lain dalam membawa hasil sebua yang sering dilakukan, diantaranya dengan mengupas semua buah durian dan hanya mengambil daging buahnya saja, kemudian dimasukkan dalam wadah plastik yang higenis tentunya,dengan begitu barang bawaan jauh lebih efisien. cara lainnya adalah dengan memotong duri-duri durian tersebut, hal ini dilakukan agar buah durian budah dibawa dan tak terganggu oleh durinya, perlakuan ini biasanya dilakukan karen ada sebagian orang yang meresa lebih enak menikmati durian yang belum terbuka dari kulitnya dan tentunya tak suka durinya, hehehe.......
Proses pembungan duri pada kulit

Baiklah,...... sekarang kita kembali pada pembuatan dempo' duyan tadi. Pembuatan dempo' duyan ini biasanya dilakukan dirumah namun banyak juga yang melakukannya di pondok/bipak dekat pohon durian. Pembuatan di pondok biasanya jauh lebih mengasyikan, karena proses pembuatannya dilakukan disela-sela sambil menanti jatuhnya buah durian.
 Proses pemisahan daging buah durian dari bijinya yang di lakukan di pondok/bipak

 Sekitar pohon durian

Cara pembuatan dempo' duyan ;
Pertama-tama kita ambil buah duriannya lalu buka kulitnya dan ambil daging buahnya.
Kemudian pisahkan biji dengan daging buah, buang bijinya dan daging buahnya lansung di taruh kedalam wajan/sogon.

Lalu masak daging buah durian di atas bara api, pada proses ini butuh pengorbanan kesabaran tingkat tinggi. Dengan ditemani panas bara api kita harus tetap mengaduk/membolak balik daging buah durian tersebut.
Untuk mengaduk/membolak-baliknya menggunankan "Serong". Serong adalah alat pengaduk semacam sendok/centong yang terbuat dari kayu yang ukurannya lebih panjang.
Proses pemasakan daging buah durian

Bahan yang ada di wajan/sogon diaduk terus menerus, Api jangan terlalu besar, yang sedang-sedang saja.
Setelah kadar air sudah hilang dan tekstur hingga warna daging durian  sudah berubah atau bila daging durian  sudah tidak lengket di pengadukan, maka adonan sudah siap diangkat. Maka sudah jadilah Dempo' duyan............ 
Dempo' duyan yang sudah matang

Perbedaan dempo' duyan paser ini dengan lempok/ dodol durian  lain yang sering dikenal orang adalah dalam proses pemasakannya tidak menambahkan bahan lain apapun, seperti gula dan garam. Jadi rasanya pun sangat khas dan berbeda dari lempok/dodol durian lainnya. ...Manttttaaaaaaabbbbbbb...

*) Tambahan: Pembuatan dempo' ini juga bisa diterapkn pada buah layung atau lahung. segala proses pembuatannya tidak ada perbedaan, hanya berbeda rasa dan namanya saja.
Untuk dempo' yang terbuat dari buah layung/lahung, orang Paser menyebutnya "Dempo' Layung".

*)sumber photo:  - Romi Ene Bute
                          - Agus Medi
                          - Roby 
                          - Samonara Putra 
                          - Tedy Tiengen 

*Semoga artikel ini dapat menambah wawasan Anda. Oleh Admin, Sobat diperbolehkan mengcopy paste / menyebar-luaskan artikel ini, namun Anda harus menyertakan link hidup dari artikel ini sebagai sumbernya. Mohon kerjasamanya dalam sedikit menghargai hasil kerja keras dan karya dari Penulis.
Tabe....