Thursday, May 1, 2014

Buah Keramu ( Bua Keramu )

Kembali lagi penulis ingin berbagi pengetahuan atau informasi tentang buah-buahan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat suku Paser. Kita ketahui bahwa banyak sekali jenis-jenis buah-buahan khas yang ada di Bumi Paser khususnya dan di keseluruhan pulau kalimantan pada umumnya.persebaran buah-buahan ini terkadang memang merata di beberapa daerah di Kalimantan, hanya saja biasanya untuk penyebutan nama buah tersebut memiliki perbedaan pada masing-masing suku di Kalimantan.
Baiklah,. tanpa panjang lebar langsung saja kita mulai berkenalan dengan buah yang disebut "Keramu" oleh orang Paser ini.

( Buah keramu )

Setelah melihat penampakan buah keramu diatas, mungkin ada yang bertanya-tanya terutama bagi mereka yang belum sama sekali melihat buah keramu sebelumnya, bagaimana ya rasa buah itu ?, seperti apa isi daging buahnya ?, dan bagaimana cara mengkonsumsinya ?. He.. ^_^
Daripada lebih banyak lagi pertanyaan yang bermunculan, marilah kita berkenalan lebih dekat lagi dengan buah imut-imut ini.
Pada habitatnya pohon keramu biasanya dapat ditemui didaerah tanah pegunungan atau juga di dataran rendah yang tak terlalu basah. Dialam liar atau dihutan buah ini biasanya menjadi makanan burung pergam, burung dengan warna dominan putih itu memang sangat gemar memakan buah keramu ini, maka tak jarang jika ada pohon buah keramu mulai berbuah pohon tersebut akan diserbu oleh burung pergam.
Selain dialam liar atau hutan, tak jarang juga pohon keramu ini segaja ditanam di tanah kebun milik warga, terutama dikebun-kebun yang memang diperuntukkan menanam berbagai jenis buah-buahan. 

( Pohon buah keramu dan seseorang sedang memanjatnya )

Saat pohon sudah mencapai pertumbuhan yang lumayan besar, maka keramu akan berbuah pada musimnya. Musim berbuahnya biasanya pada bulan Februari-Maret. Dan cara satu-satunya untuk memanen buah itu harus dipanjat. Biasanya pada pohon yang masih tak terlalu besar warga memanjatnya langsung tanpa bantuan tangga, namun untuk pohon yang lebih besar agar dapat lebih mudah ntuk memanjatnya warga membuatkan tangga berupa "pansek" atau pasak yang ditancapakan pada batang pohon.

(Tangga berupa pasak yang dipasang dipohon keramu)
 
( Daun keramu )

Setelah mencapai dahan pohon, untuk mengambil buahnya kita perlu memotong ranting dahan yang terdapat buah keramu yang menjuntai. Mengapa harus memotong ?, karena tidak mungkin kita memutiknya satu persatu buah yang berada diujung-ujung dahan. Setelah beberapa dahan berisi buah keramu jatuh ketanah, maka kini giliran yang dibawah memetik buah-buah keramu itu dari dahannya. Buah keramu yang masih muda biasannya berwarna kuning kecoklat muda dan ketika mulai ranum buah akan berubah warna menjadi abu-abu kehitaman. Sebenarnya warna mencolok saat masih muda itu sudah membuat mudah dikenali oleh para pasukan burung pergam untuk mulai menyerang.

( Perbedaan warna pada buah keramu muda dan yang mulai tua)

Setelah selesai dipetik buah ini tidak dapat langsung dikonsumsi, kecuali jika kita masih satu darah dengan para burung pergam, hehehe...... karena burung pergam bisa langsung memakan buah keramu itu saat masih dipohon. 
Untuk dapat menikmati buah keramu ini kita harus memasaknya terlebih dahulu. cara memasaknya pun unik dan tak sembarang memasak, pertama-tama kita cuci bersih buah dan langsung di masak dengan cara direbus, saat perebusan ini buah tidak dimasak hingga lunak namun ketika air telah mendidih dan kondisi buah sudah setengah matang maka buah keramu segera diangkat dan ditiriskan airnya. kemudian buah keramu tanpa air itu dipindahkan kewadah lain seperti baskom, dan proses selanjutnya buah keramu tersebut disiauw-siauw seperti kita menampi beras hingga kita dapatkan tekstur daging buah yang mulai lunak saat itulah buah keramu sudah bisa dinikmati. untuk menikmatinya memang agak sedikit rumit, mengupas kulitnya hingga terlihat daging buah yang berwarna kuning terkadang terlihat sedikit merah keunguan. bagi yang masl repot-repot mengupas bisa melakukan cara memencet buah hingga daging buah yang masih menempel pada kulit terpisah dari biji kerasnya, kemudian memencet lagi pada kulit buah hingga keluar daging buah yang terpisah dari kulit. Ya.... jika masih merasa kerepotan juga makan saja langsung dengan kulit-kulitnya.. he. kebetulan kulitnya juga aman untuk dikonsumsi, asal jangan menelan bijinya yang keras itu.
Mengenai rasa memang agak sulit menggambarkannya dengan kata-kata. Rasanya sedikit lemak dan ada yang mengatakan rasanya mirip ubi jalar tapi memang lebih pada rasa buah keramu itu sendiri, rasa yang khas. Dan akan lebih nikmat lagi jika menikmatinya dengan cara dicocol madu asli, karena rasa manis madu sangat klop dengan rasa keramu yang khas itu. Bagi orang-orang paser memang sudah menjadi kebiasaan memakan buah keramu dengan madu karena daerah Paser juga dikenal dengan hasil madu hutannya, namun ada juga yang tetap lebih suka memakan buah keramu tanpa madu. Yaa... tergantung selera masing-masing.

(Buah keramu yang telah dimasak)

(Salah satu wisatawan asal Rusia yang sedang menikmati nikmatnya buah keramu + madu, di Rantau Buta. Paser)

Selain dimasak seperti cara tadi sebenarnya ada juga cara lain namun sedikit lebih merujuk pada tindakan survival yakni dengan cara memasukan buah keramu kedalam mulut dan simpan di antara gigi graham dan dinding pipi dalam. memang sih bakal seperti primata sedang menyimpan persediaan makanan tuh jadinya.. hehehe... namun setelah beberapa saat kemudian buah keramu akan melunak dan siap dinikmati.

Menurut cerita orang tua, biji keramu ini juga menjadi bahan makanan jika sedang survive didalam hutan, bukan biji secara utuh namun cikal bakal bibit yang berada didalam biji tersebutlah yang digunakan. setelah dibelah kita akan menemukan seperti dedaunan hijau seperti bahan salad yang bisa dibuat sayur... he..

 (Biji keramu)

Kini keberadaan pohon-pohon keramu memang mulai hilang terpinggirkan walau masih ada dibeberapa daerah yang masyarakatnya masih setia melestariakan tanaman buah ini. pohon keramu hilang lebih banyak disebabkan oleh penebangan yang dilakukan untuk membuka lahan kelapa sawit, serta cara pemanenan yang salah dengan cara menebang pohon atau menhabiskan dahan saat mengambil buah membuat pohon keramu tak mampu bertahan hidup lebih lama lagi. Padahal selain disukai manusia buah keramu ini juga menjadi sumber makanan bagi burung pergam, kuek, tukuk, lengingan, traku,.....dll dan beberapa jenis primata (kode, boruk, bengkara, buis, klawot, lutung.....dll). Oleh karena itu kami juga mulai mencoba melentarikan pohon buah-buah seperti dengan harapan selain masih dapat menikmatinya untuk kedepannya, pohon buah itu juga mencegah atau setidaknya menghambat hilang/punahnya berbagai jenis burung dan primata yang ada di daerah kami..
~Salam Lestari...


*)Sumber photo; - Wawan ; https://www.facebook.com/aswan.road.9
                           - Erawan Iwan ; https://www.facebook.com/erawan.iwan.3
                           - Christian ; https://www.facebook.com/christian.fanssyn
                           - Sultani Uth ; https://www.facebook.com/sultani.ailin 

*Semoga artikel ini dapat menambah wawasan Anda. Oleh Admin, Sobat diperbolehkan mengcopy paste / menyebar-luaskan artikel ini, namun Anda harus menyertakan link hidup dari artikel ini sebagai sumbernya. Mohon kerjasamanya dalam sedikit menghargai hasil kerja keras dan karya dari Penulis.
Tabe....
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment